Tulisan sederhana ini, adalah harapan untuk negeriku Indonesia tercinta di ulang tahunnya yang ke enampuluh sembilan. Di usia yang semakin tua, semoga negeri ini dapat semakin bijak dalam berpikir dan bertindak sehingga nantinya akan tercermin dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Jika diperhatikan angka enam dan sembilan, jika digabung maka akan tampak seperti symbol lingkaran ying-yang. Dimana hitam dan putih saling melengkapi layaknya siang dan malam, api dan air, panas dan dingin, pria dan wanita, atau juga hidup dan mati. Angka dua tidak akan ada jika tidak ada angka satu, karena 1+1= 2, begitupula tak akan sempurna jika adanya pria tanpa adanya wanita, adanya malam tanpa datangnya siang dan begitupula sebaliknya, coba bayangkan jika adanya suhu panas tanpa suhu dingin dan begitupula sebaliknya. Begitulah sang maha pencipta telah menciptakan system yang sempurna dalam kehidupan ini.
Alangkah indahnya negeri ini jika bisa sejalan dengan filosofi ying-yang, dimana semua saling melengkapi dalam toleransi antar beragam budaya dan agama di negeri yang indah ini. Seharusnya perbedaan itu bisa menjadi indah layaknya lukisan dengan kombinasi warna-warni. Sayangnya kenapa harus diwarnai dengan fanatisme dan egoisme. Bukankah perbedaan itu adalah rahmat dari Tuhan yang harus kita syukuri? Saya berharap negeri ini bisa selalu damai ditengah hiruk pikuk konflik politik dan segudang problem gesekan antar budaya, agama, dan pemikiran.
Jika diperhatikan angka enam dan sembilan, jika digabung maka juga akan tampak seperti posisi “hubungan” yang cukup popular. Bukan bermaksut untuk menghina atau berpikiran kotor, namun mari kita coba berpikir positif tentang angka enam dan sembilan dalam kaitannya dengan hari ulang tahun negeri ini. Dimana seharusnya semua pihak dalam ruanglingkup Negara Kesatuan Republic Indonesia (NKRI) ini, dapat saling menciptakan suasana dan perasaan yang dapat memuaskan dan membahagiakan pasangan hidup masing-masing.
Enam Sembilan, meski berkesan tabu dan seronok jika harus dijabarkan. Namun dari segi keilmuan tentu tujuannya untuk saling menguntungkan. Harapannya tentu seperti itu pula yang terjadi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di negeri ini. Baik itu antar partai politik, antar warganegara, antar negarawan, dan semua pihak di negeri ini dimana semua saling menguntungkan antara satu dengan lainnya. Begitulah harapan untuk negeri ini, sehingga semua pihak tidak egaois mementingkan kepuasan diri sendiri. Karena seharusnya kedua belah pihak dapat sama-sama meraih orgasm. Bukan hanya mementingkan kenikmatan pribadi atau kelompok saja, tapi juga demi kenikmatan bersama semua pihak dalam ruanglingkup NKRI. DIRGAHAYU INDONESIA!