Apa yang saya tulis ini bukan hasil copy paste, tapi hasil residu dari apa yang pernah saya dengar namun belum pernah saya baca. Meskipun ini bukan murni dari hasil pemikiran saya, setidaknya saya mencoba mengolahnya sendiri. Ibarat racikan kopi, ini bukan kopi murni tapi setidaknya hasil racikan sendiri.
Penjabaran makna kata filosofi atau filsafat terlalu rumit untuk seorang yang berpikir simpel seperti saya, jadi mungkin lebih tepat jika diberi judul Black Coffee Analogy. Okelah kalo begitu mari langsung saja to the point, dari apa yang pernah saya dengar dari sumber yang tidak pernah saya tahu asalnya. Mungkin seingat saya beberapa dari iklan produk kopi instan. Coffee philosophy setahu saya ada dua yaitu sebagai berikut:
Sebelum meminum kopi, tunggu dulu sampai ampasnya turun. Karena jika tidak, maka tenggorokan anda akan terasa serak seperti berdahak. Maknanya bahwa kita harus bersabar dalam menghadapi setiap problem kehidupan, jangan terburu-buru dalam mengambil keputusan atau istilahnya gegabah. Seperti ketika anda minum kopi yang masih ada ampasnya, jadi bersabarlah sampai ampasnya turun. Setiap masalah pasti ada problem solving.
Kopi pahit sedikit gula terasa lebih nikmat daripada kopi manis. Ini kata para penggila kopi, termasuk saya. Maknanya jika kita terbiasa meminum yang manis-manis maka ketika kita minum yang sedikit gula akan terasa sangat pahit. Namun jika terbiasa minum yang pahit-pahit maka ketika minum yang sedikit gula akan terasa sudah sangat manis. Hal ini adalah gambaran seseorang yang pandai mensyukuri segala sesuatu, sehingga sepahit apapun itu akan tetap terasa nikmat.