Saya tegaskan, dalam tulisan saya ini tidak akan berisi dukungan kepada salah satu kandidat calon Presiden di Pemilu 2014. Sedih rasanya ketika beberapa teman akhirnya terjebak dalam situasi yang memanas, hanya karena berbeda pilihan Capres yang dia dukung. Seolah sudah seperti perang dingin, saling ejek bahkan saling hina. Semua hal dijadikan bahan gunjingan, mulai dari postur tubuh, kata-kata yang diucapkan, hingga pada tulisan spanduk yang dipajang di tepi jalan. Mungkin mereka akan tertawa dan bersorak jika pendukung Capres pesaingnya menjadi sedih atau bahkan tersulut emosi. Apakah seperti ini wajah Demokrasi di Negara yang katanya ramah ini?
Luar biasa Pemilu Capres kali ini, bahkan selucu apapun materi acara comedy masih lebih lucu materi kampanye Pemilu Capres di media internet khususnya jejaring social media. Menjelang Pemilu Capres, membuat semua orang seolah pintar membuat materi lawakan. Namun materi lawakan yang satu ini hanya akan membuat tersenyum para pendukung salah satu Capres saja, sedangkan pendukung Capres lainnya akan cemberut bahkan bisa tersulut emosi jika membaca materi lawakan pendukung Capres saingannya. Apakah ini tujuan utama para pendukung Capres?
Materi kampanye Capres yang paling lucu adalah kampanye yang isinya mencari-cari kekurangan salah satu Capres. Meskipun dalam campaign politik hal tersebut diperbolehkan, namun saya rasa isinya berlebihan, bahkan cenderung kearah fitnah. Lebih lucu lagi jika dikait-kaitkan dengan isu Agama, walaupun setau saya isu yang diangkat tidak nyambung. Tentu saja tujuannya agar orang tidak memilih Capres yang dimaksud. Mungkin orang-orang ini bahagia dengan model “Black Campaign” yang mereka buat, tanpa peduli bahwa hal itu bisa memicu pertikaian dan permusuhan. Kenapa tidak kampanye yang santun dan sedikit lebih kreatif daripada model black campaign semacam itu?
Saya bukanlah tipe orang yang fanatic, apalagi dalam hal dukung-mendukung salah satu Capres. Jauh sebelum hiruk pikuk Pemilu Capres 2014, saya sudah menentukan siapa calon Presiden yang akan saya pilih. Jadi biarlah hanya Tuhan yang tahu siapa Capres yang akan saya pilih. Saya harap Pemilu Capres 2014 cepat selesai, soalnya saya sudah lelah tertawa dengan segala kelucuan kampanye politik. Lagian saya memang tidak suka dengan hal-hal yang berbau politik. Namun saya harap siapapun yang terpilih menjadi Presiden, semoga amanah untuk rakyat Indonesia.